Berita Choir

Belajar dari hal kecil...

Share By dodo
Pic by detik


Hari ini tgl 24 oktober kebetulan aku ada di bandung. Tadinya pengin weekend di jakarta aja namu karena ada meeting operasional bulanan di kantor pusat so mesti balik. Bandung hari ini dingin sekali gak seperti biasanya. Dengan bangun agak kesiangan dan mandi air yang lebih dingin dari biasanya berangkat ke kantor. Menjelang sore kegiatan kantor beres. Meeting selesai aku sempetin berjalan mengelilingi kota bandung yang mulai akrab dengan macet dimana entah karena ini adalah weekend atau emang karena aku sehari-harinya kerja di jakarta so i dont no lah. Saat mulai berkendara pake motor bebek si kharis yang udah mulai ringkih...heheheeee jarang di service keanya. Dengan switer dan jaket gunung aku pake dua-duanya karena emang bandung dingin banget dan kebetulan siangnya di guyur ujan dan abis ujan matahari dah males ngintip. Dengan perlahan aku mengendarai motor dan finally tiba di suatu persimpangan jalan lampu merah kalo ga salah arah Riau dan jalan A. Yani aku berhenti dan emang waktu itu lampunya lagi merah so aku berhenti. Dan saat memperhatikan lalu lalang kendaraan perlahan aku mendengar suara anak kecil dengan nada memelas berkata “ a seridhonya a.....teu acan tuang a.....” (artinya kurang lebih: mas seridhonya mas belum makan).

Anak laki-laki kurus item kumel dan basah kena ujan dan sedikit mengigil meminta sesuatu ke mobil yang berenti di sebelah ku. What? Belom makan? It’s true? Jam segini? Dah mau gelap? Abis keujanan ? So gimana kalo anak itu bohong! Atau gimana kalo anak itu emang sudah menjadi pekerjaan nya ngemis! atau emang udah biasa itu sindikat anak jalanan aja ada yang mengkoordinir, Ngapain? cuek aja lah! Otak kecil ku mulai berargumen dengan sedikit bijak. Mungkin sebagian kita sudah terbiasa melihat anak-anak jalanan ngemis di persimpangan lampu merah. Atau bahkan itu sudah menjadi kehidupan sehari-hari di setiap kota yang selalu kita jumpai. Mungkin sebagian kita udah gak peduli lagi masa bodo lah. Atau mungkin dari sebagian kita masih ada yang berbaik hati menyempatkan merogoh saku atau melihat receh di dashboard mobil kita dan mulai mencari keping terkecil yang ada dan kita beri dengan mimik muka yang sedikit “meremehkan” terkesan dah angkuh dan sombong. Mungkin sebagian dari kita ada yang memberikan dengan senyum sumringah dan berpikirian postitif ke pengemis tersebut. Pengemis itu akan tetap kita temui entah sampai kapan kita pun tidak pernah tau. Namun pernah kah kita membayangkan betapa anak-anak tersebut tidak pernah menginginkan untuk berada di jalanan kehujanan, kepanasan berhadapan dengan maut sekalipun gak makan, kedinginan. Mereka harus rela kehilangan masa-masa ceria di usia kanak-kanak, bahkan mungkin meraka sudah tak lagi kenal itu karena hari-hari nya akan terus bergelut dengan kepingan dan lembar rupiah untuk tetap bertahan hidup yang meraka gak pernah tau esok masih bisa makan atau tidak karena meraka terlalu sibuk memikirkan untuk bisa makan hari ini. Mereka hanya meminta sekeping uang logam yang mungkin sudah berbulan-bulan ada di suatu tempat di dalam mobil kita atau logam itu sudah menghitam di dalam saku jaket kita. Hanya sekeping! Pikir ku terus berusaha untuk menolak kenyataan ini kenapa harus ada meraka? Sepertinya dunianya ini gak adil. Pertanyaan itu terus melintas di pikir ku. Dan perlahan aku berjalan meninggalkan anak kecil itu yang dengan bergegas pergi walau ia tak berhasil mendapatkan apa yang ia cari. Hingga tiba pada satu point aku tersadar, God..... Jesus so lucky i’m. Di masa seusia meraka aku masih bisa menikmati masa kecil ku dengan riang bahkan masa-masa kecil itu masih bisa aku ingat dengan baik walau aku sendiri tumbuh dan besar di desa. Betapa beruntungnya aku Tuhan! Sampai dengan detik ini pun tidak ada seujung kuku yang kurang dan terlewatkan dari pengamatan Mu. So buat kita semua sadari lah betapa beruntungnya dirimu di banding dengan anak kecil itu. Mengucap syukur lah akan keadaan mu sekarang. Kau gak pernah mersakan betapa lelahnya meraka betapa kejamnya kehidapn bagi mereka, mengucap syukurlah......”bila kau berada di atas lihat lah langit dan apabila kamu berada di bawah selami lah samudera......”
Than you will see how lucky you are!!!
God Bless you......



1 comments:

Anonim mengatakan...

Nice...emang semestinya kita selalu mengucap syukur!!!

Copyright © 2009 - Choir Gbi Sukawarna Bandung - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template